Rabu, 25 April 2012

gastrulasi

-->
GASTRULASI
A. PENGERTIAN
Gastrulasi adalah suatu proses yang dinamis, dimana berlangsung migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel secara terintegrasi yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan- gerakan morfogenik. Seiring dengan berlangsungnya gastrulasi, juga berlangsung prosesdifferensiasi. Migrasi sel-sel atau lapisan sel-sel selama gastrulasi dimaksudkan untuk:
a. Menempatkan area perspektif endoderm ke dalam
b. Membungkus embrio dengan perspektif ektoderm
c. Menempakan mesoderm diatara endoderem dan ektoderm
d. Membentuk arkenteron, bakal saluran pencernaan primitif
Adanya migrasi sel-sel tersebut, menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan mikro dan menyebabkan terjadinya perubahan perilaku sel-sel atau kumpulan sel-sel, sehingga merangsang sel-sel yang bersangkutan untuk melakukan proses differensiasi. Hasil proses diffrensiasisel tersebut menyebab kan terbentuknya lapisan ektoderem, endoderem, dan mesoderem. Ketiga lapisan tersebut dinamakan lapisan lembaga. Karena yang terbentuk ada tiga lapisan lembaga, maka dinamakan triploblastik, misalnya pada ayam, sapi, dan manusia. Beberapa jenis hewan pada masa perkembangan embrionalnya hanya membentuk dua lapisan lembaga, yaitu ektoderem dan endoderem. Karena hanya dua lapisan lembaga yang terbentuk, maka dinamakan diploblastik, misalnya porifera dan coelenterate. Ketiga lapisan lembaga di atas merupakan lapisan lembaga yang bersifat seluler dan pada tahap perkembangan selanjutnya akan menghasilkan berbagai tipe jaringan atau organ yang menyusun tubuh suatu organisme.

B. GERAKAN MORFOGENIK
Berbagai jenis gerakan-gerakan morfogenik yang terlibat selama berlangsungnya gastrulasi antara lain epiboli, invaginasi, evaginasi, involusi, ingresi, poliinvaginasi, konkresensi, dan gerakan amuboid.
a. Epiboli adalah pergerakan lapisan epithelium (ektoderem) membungkunbagian embrio yang lain. Invaginasi adalah pelipatan lapisan sel dari luarke dalam , misalnya pembentukan arkenteron pada amphioxus. Evaginasiadalah pelipatan lapisan dari dalam ke luar, misalnya eksogastrula.Involusi adalah pelentikan sel-sel dari lapisan luar yang menyebar danmasuk ke bagian dalam, misalnya penyebaran sel-sel luar kea rahblastophorus amphibian. Ingresi adalah migrasi sel-sel secara sendiri-sendiri dari permukaan ke dalam, misalnya pembentukan mesenkimprimer pada blastula bintang laut. Delaminasi adalah pemisahan lapisansel dari suatu lapisan tunggal, misalnya pembentukan lapisan hipoblaspada embrio ayam. Konkresensi atau konvergensi adalah pembelahanyang serentak dan diikuti dengan pergerakan secara terkoordinasi,misalnya pembentukan primitive streak pada mbria ayam. Gerakanamuboid adalah migrasi sel-sel sebagai suatu individu tunggal ,. Misalnyamigrasi sel-sel neural crest.
Beberapa kejadian-kejadian penting selama berlangsungnya gastrulasi, yaitu:
a. Reorganisasi sel-sel atau kelompok sel akibat gerakan-gerakan morfogenik.
b.Ritme pembelahan sel menurun
c.Tumbuh tidak nyata, kalaupun ada sedikit sekali.
d.Metabolisme berubah corak, oksidasi menjadi lebih intensif
e.Peran inti menjadi lebih aktif dalam mengontrolaktivitas sel-sel embrio.Peran kromosom induk menjadi lebih nyata.
f.Sintesis protein-protein baru yang sebelumnya belum terdapat di dalam sel telur.

C. GASTRULASI
1. Gastreulasi Asterias
Gastrulasi pada asetrias melibatkan gerakan-gerakan morfogenik terutamainvaginasi atau pelipatan ke dalam. Invaginasi menyebabkan terbentuknya epiblast danhypoblast. Epiblas kelak akan membentuk ektoderem, terutama epidermis dan hypoblast
akan mendindingi saluran pencernaan makanan. Hasil invaginasi ini juga menyebabkanterbentuknya rongga baru yang disebut rongga gastrocoel atau rongga arkenteron,sedangkan rongga blastula atau blastocoel secara bertahap tereliminasi. Lubang yangmenghubungkan arkenteron ke luar disebut blastoporus dan kelak berkembang menjadianus. Pada puncak hypoblast terlepas sel-sel mesenkim sekunder bakal mesoderem dankelak akan berkembang menjadi rangka utama (gambar 9.1)
http://htmlimg1.scribdassets.com/dyp6g88z1hfg18g/images/3-976b715d1d/000.jpg
3
Gambar 9.1. Gastrulasi pada Asterias (Carlson, 1988)
Pada stadium gastrula lebih lanjut, invaginasi telah berlangsung lebih jauh kea rah kutubanima (lihat gambar 9.1 B dan C) dan membentuk keeping anima yang merupakantempat tumbuhnya apical tuft atau umbul-umbul silia. Pada saat itu gastrula memilikitiga macam lapisan lembaga, yaitu ektoderem, endoderem, dan mesoderem. Padastadium perkembangan lebih lanjut arkentron akan menyentuh ektoderem dan pada tempat tersebut akan dibentuk bakal mulut atau stomodeum. Selanjutnya arkenteron akan berdifferensiasi menjadi bagian-bagian saluran pencernaan makanan. Akhirnya akan terbentuk larva bipinnaria.
2. Gastrulasi Amphioxus
Gastrulasi amphioxus diawali pada daerah vegetatif embrio. Mula-mula kutubvegetatif menjadi mendatar dan terdorong dan melipat ke arah dalam. Proses inidinamakan invaginasi. Lapisan yang terinvaginasi secara bertahap akan menghilangkanrongga blastula dan bertemu dengan lapisan blastomer yang berada di kutub anima.Sementara hal tersebut berlangsung, mitosis berjalan terus diikuti dengan terjadinyapelentikan sel-sel dari luar ke dalam melalui tepi blastoporus. Proses ini disebut involusi.Melalui invaginasi dan involusi, terbentuk ectoderm dan endoderem. Ektoderem sekarangmembungkus embrio secara keseluruhan melalui proses epiboli.
Gambar 9.2 Awal gastrulasi pada amphioxus (Huettner, 1957)
6-7 jam sesudah pembuahan, terbentuk gastrula yang memiliki struktur berbentukcangkir, terdiri atas lapisan sel bagian luar yang disebut epiblas yang akan menjadiektoderem, dan lapisan sel bagian dalam atau hipoblas yang akan menjadi mesoderem
dan endoderem.Rongga yang dibatasi oleh kedua pertemuan lapisan ini disebutarkenteron atau gastrocoel.Lubang yang menghubungkan rongga ini dengan daerahsebelah luarnya disebut blastoporus.Padsa awal gastrulasi, blastoporus sangat besar,namun dengan pemanjangandan pendataran bagian dorsal gastrula, blastoporus menjadisemakin kecil hingga tampak sebagai suatu lubang sempit yang terbuka atau pori saja.
Gambar 9.4Gastrula amphioxus dan pembentukan neurenteric canal
(Huettner, 1957)
Aspek penting lain yang terjadi selama gastrulasi adalah gastrulamengalami perubahan polaritas atau rotasi kurang lebih 120o, sehinggakutub anima terletak dianterior, dan kutub vegetatif terletak padaposterior.
Bagian tepi archenteron (gastrocoel) dibentuk oleh endoderem, sedangkan bagian
atap dibentuk dari median khordamesoderem dengan lembar mesoderem lateral pada sisi tepi.
Selanjutnya dengan segera pertumbuhan dan differensiasigastrula berlangsung, meliputi pembentukan tiga system organ yangpenting, yaitu system saraf, mesoderem dengan differensiasi sekunder,dan notochorda. Primordial ketiga system tersebut dibentuk secarasimultan, namun dibicarakan secara terpisah
Sistem saraf pusat mulai dibentuk pada saat daerah dorsalgastrula mangalami pemanjangan, mendatar dan mengalami penebalanseluler. Daerah tengah dari permukaan ektoderem yang mendatarmembentuk lempeng neural yang klelak berkembang menjadi systemsaraf. Setiap sisi dari lempeng neural, dimulai pada ujung posteriortampak penebalan secara longitudinal dan keduanya mengalamipertumbuhan berbetuk kurva ke atas dan bertemu pada bagian tengah,dan pada akhirnya menjadi atap bagi lempeng neural. Bagian inidinamakan neural fold atau lipatan neural. Pembentukan neural folddimulai pada blastoporus dan bergerak kea rah anterior dan bersatupada bagian tengah dorsal dan juga menutupi blastoporus
Sementara itu lempeng neural pada bagian tengah membentuk
neural groove. Bagian tepi lateral dari neural groove tumbuh ke atas dan
pada bagian tengah dorsal bersatu membentuk tabung saraf atauneur al
tube. Rongga di dalam tabung saraf disebut neurocoel. Penutupan
tabung saraf dimulai pada daerah somit pertama dari anterior ke
posterior.Saluran neural tetap terbuka pada bagian posterior danbagian ini berhubungan dengan blastoporus.Saluran penghubungantara neurocoel dengan rongga archenterondisebut nerenteric canal.Bagian anteriot tabung saraf yang terbuka dinamakanneuropore.
Gambar 9.5 Gastrula amphioxus menunjukkan pertumbuhan ektoderemyang progressif di atasblastoporus pada pembentukanneural fold (Huettner, 1957)
Saat lempeng neural mulai ditransformasi menjadi tabung saraf ,dinding dorsolateral archenteron tampak mengalami pelipatan yangdangkal ke luar pada kedua lateral membentuk lekukan.Setiap lekukanmemiliki rongga yang mengarah ke archenteron dan kantung tersebutdinamakan kantung archenteric atau kantung enterocoelic.Kantung iniselanjutnya tumbuh kea rah luar dan dalam membentuk rongga diantara ektoderem dan endoderem.

Kantung tersebut merupakanprimordial mesoderem somit pertama.Pada perkembangan selanjutnya,kedua kantung tersebut membentuk struktur menyerupai bola, dan ongganya terpisah dari archenteron.
Rongga tersebut dinamakan
enterocoel dan kelak menjadi coelom.


pipet tetes


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul Pipette dan Mikro pipette.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Tiada harapan terendah selain makalah ini hadir menjadi suatu yang bermanfaat bagi semua pembaca.
Sebagai insane yang lemah, penulis menyadarai bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan dan perbaikan makalah ini.




Palangka Raya,    September 2010



Penyusun,

















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................           i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................          ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................
A.    Latar Belakang...............................................................................................................
B.     Rumusan Masalah..........................................................................................................
C.     Tujuan Penulisan............................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................
A.    Pipette............................................................................................................................
B.     Mikropipet (Micropipette) danTip..................................................................................
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................................
1.      Kesimpulan.....................................................................................................................
2.      Saran...............................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................






















BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Bekerja di laboratorium tentu tidak akan terlepas dari urusan ukur-mengukur. Untuk sampel padatan, kita akan berurusan dengan neraca analitik, sementara untuk sampel cairan, pipet volumetrik-lah andalannya. Akurasi dan presisi pemipetan merupakan faktor utama keberhasilan analisa atau percobaan yang melibatkan cairan. Pipet sudah digunakan sejak abad ke-19 oleh Louis Pasteur (1822-1895) dan kini jenis pipet sudah berkembang luas dengan tingkat akurasi dan presisi yang bermacam-macam pula.

A.    Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.      Apakah Pipette dan Mikro pipette ?
2.      Apa saja jenis-jenis dari Pipette dan Mikro pipette ?
3.      Bagaimanakah penggunaan Pipette dan Mikro pipette?
B.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa itu Pipette dan Mikro pipette.
2.      Untuk mengetaui jenis-jenis dari Pipette dan Mikro pipette.
3.      Untuk mengetahui cara penggunaan Pipette dan Mikro pipette itu.














BAB II
PEMBAHASAN


A.   Pipette
Secara umum  pipet adalah alat yang digunakan untuk mengambil atau memindahkan suatu larutan sesuai ukuran yang dikehendaki.
a.       Jenis pipette
·        Pipet tetes (Pasteur Pippete) Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dll.
·        Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.
·         Pipet Gondok Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.

b.      Mengenal Jenis-Jenis Pipet Volumetrik
·         Pipet Serologis. Pipet ini terbuat dari pipa kaca silinder yang lurus dan memiliki skala volume. Ketelitian pipet serologis sesuai dengan skala terkecilnya.
·         Pipet Volumetrik Volume Tetap. Pipet jenis ini hanya memiliki 1 garis tera dengan volume tertentu, berbentuk silinder tetapi bagian tengahnya lebih gendut. Ketelitiannya lebih tinggi dibanding pipet pasteur karena garis tera berada pada bagian atas pipet yang memiliki diameter kecil.
·         Pipet Volumetrik dengan Piston. Pipet jenis ini mulai berkembang pada tahun 1960-an. Awalnya pipet ini memiliki volume yang tetap, namun kemudian berkembang hingga memiliki volume yang dapat diatur pada range tertentu. Pipet jenis ini lebih disukai karena selain volumenya yang dapat diatur, akurasi dan presisi yang tinggi, pemakaiannya pun simpel dan mudah.
Jenis-jenis Pipet Volumetrik
c.       Gunakan Jenis Pipet yang Sesuai
Pipet yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis sampelnya:
·         Sampel Cairan Biasa. Gunakan pipet jenis air-displacement
·         Sampel Cairan Khusus. Untuk cairan kental (gliserol, madu), mudah menguap (chloroform, methanol), korosif dan mengandung radioaktif, gunakan pipet jenis positive-displacement.
·         Untuk sampel biologi molekular yang harus terbebas dari kontaminasi DNA, RNA, nuclease dan bahan lain yang dapat menimbulkan degradasi pada sampel, maka bisa digunakan pipet jenis air-displacement dengan menggunakan tips steril berfilter maupun menggunakan pipet jenis positive-displacement juga dengan tips dan piston steril.

B.   Mikropipet(Micropippete)danTip
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
Dan dalam bidang biotek, para peneliti lebih sering menggunakan Mikropipet. Istilah Mikropipet digunakan karena pipet tersebut digunakan untuk memipet cairan berukuran kurang lebih atau sama dengan 1000 ul (1 ml). Sedangkan pipet untuk ukuran lebih dari 1 ml dikenal dengan istilah Makropipet. Ada 3 jenis dasar mikropipet sesuai ukurannya, yaitu P1000, P200, dan P20 (lihat gambar di bawah).
P1000 (kanan) digunakan untuk memipet cairan berukuran lebih dari 200 ul sampai 1000 ul, P200 (tengah) untuk volume cairan antara 21 ul sampai 200 ul, dan P20 (kiri) digunakan untuk volume dibawah 20 ul. Saat ini ada banyak sekali pilihan mikropipet yang dijual oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang biotek, biokimia, bahkan bidang kedokteran.
Mikro pipette digunakan untuk memindahkan secara akurat suatu larutan/cairan dalam volume kecil. Pipet biasa seperti pipet gelas tidak memiliki keakuratan pada volume kurang dari 1 mililiter (1 ml), sedangkan mikropipet memiliki keakuratan dan ketepatan padavolumekurangdari1mililiter(1ml).
Dalam menggunakan mikropipet, yang perlu diperhatikan adalah volume cairan yang akan dipindahkan. Ada beberapa jenis mikropipet berdasarkan volumenya, jenis mikropipet yang sering digunakan memiliki kisaran 10-100 mikro liter (μl) dan 100-1000 mikro liter (
μl). Pada penggunaanya, biasanya dilakukan kombinasi pemakaian kedua jenis mikropipet ini, misalnya untuk memindahkan 1030 μl cairan, maka digunakan pipet jenis pertama untuk memindahkan 30 μl dan pipet jenis kedua untuk memindahkan cairan sebanyak 1000 μl. Pemilihan jenis pipet yang tepat ini penting untuk menghemat waktu.
a)  Cara Menggunakan Mikropipet
Tentunya cara penggunaan mikropipet tergantung dari tipe/ jenis mikropipet itu sendiri, akan tetapi secara umum penggunaan mikropipet sebagai berikut:
1.      Atur volume
Pegang mikropipet dengan genggaman menyerupai petinju (seperti mau meninju orang), dengan ibu jari berada di bagian pengatur volume.
2.      Pasang mikro tip (disposable tip)
Tambahkan tip pada ujung pipet dengan cara menekan tip yang berada dalam kotak tip. Lihat dan pelajari kekuatan tekanan dengan cara melihat ujung tip.
3.      Tekan tombol sampai batas yang pertama
Untuk memipet larutan, pengaturan berada di tombol bagian atas. Tekanlah tombol sampai berhenti secara alami. Sebagai contoh dengan menggunakan P20, jarak tekanan untuk memipet 2 ul larutan akan lebih dekat dibanding memipet 20 ul. Jadi singkatnya Masukkan tip ke dalam cairan
4.      Ambil sampel yang akan dipindahkan
untuk menggunakan mikropipet yaitu: tekan tombol sampai berhenti, tahan, masukkan ujung tip (kira-kira 2 mm) ke dalam larutan yang akan diambil, dan lepaskan tekanan secara perlahan. Hal ini penting, terlebih untuk mengambil larutan yang memiliki tingkat kekentalan (viscosity) tinggi
5.      Keluarkan sampel secara perlahan
Setelah itu, masukkan larutan yang telah diambil ke dalam wadah yang baru. Perlahan tekanlah tombol untuk mengeluarkan larutan dari pipet. Setelah semua larutan keluar, epaskanlah tekanan perlahan. Untuk memipet larutan yang sangat sedikit (kurang dari 10 ul atau  kurang dari satu tetes), maka tempelkanlah terlebih dahulu ujung tip pada dinding wadah yang baru.
6.      Buang mikrotip
Setelah semua selesai, lepaskan tip dari mikropipet dengan cara menekan tombol pembuang (yang berada di bagian belakang), dan buang pada wadah khusus sampah tip. Perlu diingat, gantilah tip jika menyentuh benda-benda lain sebelum memipet cairan yang dimaksud.
Agar penggunaan mikropipet optimal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti :
1.      Konsisten SPEED dan kelancaran saat tekan dan lepaskan tombolnya
2.      Konsisten tekanan pada plunger pada pertama
3.      Konsisten dan cukup saat memasukkan tip ke dalam cairan
4.      Posisi tip pada cairan “Posisinya Hampir Vertikal” dari pipet
5.      Menghindari semua gelembung udara
6.      Tidak pernah meletakkan pada SIDE pipet atau pipet membalikkan jika cairan di ujung
b)      Beberapa Hal Yang Perlu Dihindari. Antara lain:
1)      Jangan menggunakan pipet tanpa tip di ujungnya. Larutan tidak boleh masuk ke dalam pipet, karena bisa menyebabkan kontaminasi.
2)      Jangan memutar volume atau menggunakan pipet melebihi ukuran maksimalnya. Hal ini akan menyebabkan ketidakakuratan ukuran, bahkan merusakkan pipet.
3)      Saat mengambil tip, jangan menekan terlalu keras dan berulang-ulang. Juga jangan terlalu lemah, karena tip bisa jatuh.
4)      Ketika menekan tombol pipiet, jangan menekan melebihi penghentian normalnya, karena akan menyebabkan larutan yang diambil berlebihan.
5)      Ketika mengambil larutan, jangan melepas tombol penekan secara tiba-tiba. Hal ini akan menyebabkan larutan masuk ke dalam pipet, dan ketidakakuratan ukuran. Lepaslah tombol penekan secara perlahan dan terkontrol.
6)      Ketika mengambil larutan, jangan angkat pipet sebelum seluruh larutan masuk ke dalam tip. Jika mengambil larutan yang banyak, pastikan ujung tip masih terendam dalam larutan.
7)      Selama ada larutan dalam tip di ujung pipet, jangan taruh pipet seenaknya. Karena larutan bisa masuk ke dalam pipet dan menyebabkan kontaminasi.

























BAB III
PENUTUP
B.     Kesimpulan
1.      Pipet adalah alat yang digunakan untuk mengambil atau memindahkan suatu larutan sesuai ukuran yang dikehendaki.
2.      Jenis pipette antara lain Pipet tetes (Pasteur Pippete), Pipet ukur, dan Pipet Gondok.
3.      Jenis-Jenis Pipet Volumetrik antara lain: Pipet Serologis, Pipet Volumetrik Volume Tetap, Pipet Volumetrik dengan Piston.
4.      Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl.
5.      Ada 3 jenis dasar mikropipet sesuai ukurannya, yaitu P1000, P200, dan P20.
6.      Cara penggunaan mikropipet tergantung dari tipe/ jenis mikropipet itu sendiri, akan tetapi secara umum penggunaan mikropipet antara lain:
a.       Atur volume
b.      Pasang mikro tip (disposable tip)
c.       Tekan tombol sampai batas yang pertama
d.      Ambil sampel yang akan dipindahkan
e.       Keluarkan sampel secara perlahan
f.       Buang mikrotip
7.      Dalam menggunakan pipette ada beberapa hal yang harus dihindari.

C.     Saran
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi kita semua dan semoga menjadi suatu yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai alat-alat raboratorium. Walaupun  saya selaku  penyusun menyadari  masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini.










Daftar Pustaka

file:///G:/Teknik%20pengenalan,penyiapan%20dan%20penggunaan%20alat%20laboratorium%20mikrobiologi%20%C2%AB%20firebiology07.htm
file:///G:/alkes.html